Senin, 30 Desember 2013

Tanaman berumbi sejenis talas ini hanya ada di Pulau Miangas. Jumlahnya yang banyak berpotensi baik untuk dikembangkan menambah pendapatan daerah.
Tanaman Laluga
Wisata kuliner berkembang dengan pesat di negara. Coto khas Makassar, Rendang khas Padang, Kripik Pisang Aneka Rasa khas Lampung adalah sekian dari kekayaan kuliner negara kita. Setiap daerah membawa budaya tersendiri dalam makanannya. Ini menjadikan masing-masing daerah di Indonesia patut untuk dijelajahi, terutama mencoba makanannya yang enak-enak.
Kekhasan yang dimiliki makanan di Indonesia biasanya pada cara pengolahannya tapi dengan bahan baku yang sama. Namun, hal berbeda bisa kita temui di salah satu Pulau terdepan Indonesia. Miangas, sebuah pulau cantik di beranda paling utara Indonesia. Pulau yang berbatasan langsung dengan negara Filipina ini menyimpan potensi kuliner khas. Bahan makanan yang khas dan tidak dimiliki di daerah lain. Biasa disebut oleh masyarakat setempat sebagai tanaman Laluga. Ini adalah bahan makanan khas Miangas berbentuk umbi, sejenis talas tapi dengan morfologi atau bentuk yang berbeda. Paling menonjol pada ukurannya yang bisa sebesar paha manusia dewasa.
Tanaman berumbi yang biasa kita temui misalnya ubi kayu, ubi jalar, talas, bengkoang dan sebagainya. Namun, inilah umbi khas Miangas. Kekayaan alam Pulau Miangas, sebuah pulau tersudut dan menjadi bagian teritorial negara kita, Indonesia. Inilah yang paling Indonesia.
Bila kita melihat data Luas wilayah Pulau Miangas yang sebesar 210 Ha, dengan luas daratan ± 62 Ha dengan perincian: luas desa 12 Ha, luas pekarangan 6,3 Ha, luas rawa-rawa 27 Ha, luas padang rumput dan luas bukit/ketinggian 7,1 Ha, lahan persiapan Bandara Miangas 13 Ha. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa wilayah daratan Pulau Miangas sebagian besar adalah rawa-rawa. Oleh karena itu, sangat cocok sebagai media tumbuhnya tanaman yang membutuhkan air, seperti talas dan sejenisnya. Olehnya, tanaman laluga bisa tumbuh dengan subur dan dengan jumlah yang begitu banyak di pulau menawan ini. 
Laluga adalah nama sejenis talas yang mempunyai bentuk daun seperti daun talas lainnya. Diameter daunnya bisa mencapai 60 cm dan tinggi pohonnya 3 meter. Laluga yang sejenis umbi-umbian ini tumbuh dengan liar di daerah rawa-rawa sehingga masyarakat tidak perlu membelinya.
Awalnya saat masyarakat susah mendapatkan beras, laluga jadi makanan pokok sehari-hari. Dari satu rumpun laluga bisa didapat umbi yang beratnya 10 kg. Sebelum dikonsumsi, laluga harus direbus terlebih dahulu. Rasanya agak kemanis-manisan. Biasanya laluga dimakan bersama ikan dan kelapa. Akan lebih nikmat lagi jika dicampur dengan sambal.
Menurut sejarahnya, laluga berasal dari negara Filipina. Awal tumbuhnya tanaman laluga di Pulau Miangas dibawa oleh masyarakat pulau ini yang pernah berlayar ke Filipina. Ketika pulang, mereka membawa tanaman laluga lalu menanamnya di tanah Miangas. Laluga itu dibiarkan tumbuh liar.
Seiring berjalannya waktu, laluga sudah mulai dibudidayakan oleh masyarakat Miangas. Mereka menanamnya pada kebun masing-masing. Bahkan, sekarang ini laluga sudah dibudidayakan oleh setiap rumah tangga masyarakat Miangas. Hal ini dilakukan sebagai bentuk jaga-jaga apabila musim paceklik/badai datang, yang bisa menyebabkan tidak ada pasokan beras yang masuk karena gelombang laut tidak memungkinkan kapal untuk berlayar.
Kondisi tersebut mengharuskan masyarakat harus mengkonsumsi laluga sebagai makanan pokok alternatif pengganti beras sampai pasokan beras tiba. Tragedi tersebut pernah terjadi pada Tahun 2012 di mana masyarakat Pulau Miangas terancam kelaparan disebabkan cuaca yang ekstrim disertai badai angin kencang dan gelombak laut tidak memungkinkan kapal berlayar. Sehingga masyarakat tidak bisa makan nasi lagi, karena stok beras yang ada di gudang penampungan sudah habis. Akhirnya masyarakat mengonsumsi laluga sampai suplai beras dari pemerintah tiba.
Selain itu, waktu tempuh dari Pelabuhan Bitung, Manado, Sulawesi Utara ke Pulau Miangas, dengan menggunakan kapal penumpang memang lebih lama, sekitar tiga hari tiga malam perjalanan. Kapal itupun hanya berlabuh di Pulau Miangas sebanyak dua minggu sekali. Jauhnya jarak antara ibukota Propinsi Sulawesi Utara ke Pulau Miangas mengakibatkan bahan-bahan kebutuhan pokok, seperti beras dan minyak di pulau ini menjadi barang yang mahal. Apalagi pada musim ombak besar. Harga beras di pulau ini bisa mencapai Rp 7.000,-/liter. Akibatnya masyarakat Pulau Miangas biasanya mengkonsumsi laluga sebagai makanan pokok pengganti beras.
Laluga tidak hanya ditemukan di Pulau Miangas tetapi juga ditemukan di pulau lain di sekitar pulau ini misalnya Pulau Karatung. Akan tetapi, kualitas laluga yang ada di Miangas jauh lebih baik. Biasanya, Laluga yang ada di pulau lain rasanya pahit dan membutuhkan waktu lama untuk mengonsumsinya, karena laluga tersebut harus direbus selama berjam-jam. Sedangkan laluga yang ada di Pulau Miangas hanya membutuhkan waktu beberapa menit hingga bisa dikonsumsinya.  
Laluga mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Terutama bisa diolah menjadi berbagai macam makanan, seperti keripik, kue, roti, es krim, dodol, kolak dan sebagainya. Akan tetapi, hingga kini masyarakat Pulau Miangas tidak mengetahui potensi laluga ini. Selain itu, masyarakat Miangas juga cenderung malas untuk melakukan usaha mengembangkan laluga ini. Misalnya saja usaha dalam skala rumah tangga. Inilah hal paling Indonesia yang patut dikaji pemanfaatannya sehingga bisa menunjang peningkatan pendapatan warga Miangas.

Photo
Lokasi : Pulau Miangas
Fotografer: Waode Asnini Rahayoe
Sumber: ist.
Terlihat potret seorang ibu sedang memeluk anaknya dalam foto yang disebarkan melalui media sosial facebook baru-baru ini. Bersimbah darah, sang ibu dan anak tewas tak berdaya, kabar ia dibunuh. Alasannya, permintaan sejumlah uang oleh tersangka yang anak sendiri, sedang dalam kondisi tidak sadar setelah menonsumsi narkotika tak dikabulkan oleh sang ibu. Di media twitter, tersebar twit salah seorang pengguna “Siswa SMK Hamil oleh Ayah Kandung”, postingan pengguna lain “Anas Urbaningrum menjadi Tersangka Korupsi”. Media sosial, menurut saya cukup memberikan gambaran kehidupan masyarakat Indonesia kini. Kemudian, benak dan batin ini menangis, mempertanyakan hal mendasar dari manusia, moral.
Kutipan peristiwa menyanyat hati diatas menunjukkan kondisi moralitas masyarakat Indonesia yang sudah sangat tergerus. Modernisasi, globalisasi yang pesat mempengaruhi kecepatan akses informasi. Sifat informasi yang diperoleh dan diterima inilah yang menentukan karakter masyarakat Indonesia.
Moralitas, yang dimiliki manusia menjadikannya pembeda dari makhluk dunia lainnya. Binatang, tumbuhan dan manusia dinilai keberadaan dan nilai mulianya dari moralitas yang dimiliki.
Moral ( Bahasa Latin Moralitas), dalam wikipedia, 2013 adalah istilah manusia menyebut orang lain dalam tindakan bernilai positif. Moral adalah perbuatan, tingkah laku, ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Penilaian terhadap moral diukur dari budaya setempat. Bila yang dilakukan seseorang sesuai dengan nilai yang berlaku di masyarakat dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan, maka dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral, artinya ia tidak memiliki nilai positif di mata manusia lain. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.  
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Defenisi moral menurut Djajendra (2012) adalah aturan yang bersumber dari hati nurani untuk membimbing perilaku dan cara berpikir. Meningkatkan kualitas moral dimulai dari kesadaran untuk menanamkan nilai-nilai positif ke dalam diri. Ketika dalam hati nurani terisi nilai-nilai negatif yang tidak mampu membedakan antara benar dan salah, maka diri akan menjadi pencipta bencana, yang setiap saat dapat memutarbalikkan benar menjadi salah atau salah menjadi benar.
Djajendra dalam kompasiana.com tahun 2012 menyatakan hati nurani adalah penghasil moral, dan saat hati nurani diisi dengan hal-hal yang bernilai positif, maka bisa menghasilkan kualitas moral yang cerdas untuk memutuskan apa yang baik, apa yang buruk, apa yang benar, apa yang tidak benar, apa yang adil, apa yang tidak adil, apa yang manusiawi, dan apa yang tidak manusiawi. Pada akhirnya, kualitas moral yang baik akan memiliki empati dan toleransi dalam melayani kehidupan yang beragam.
Potret ini juga merupakan sebuah hubungan kausal. Sebuah dampak hubungan sebab akibat dari proses pemerintahan saat ini. Ekonomi, sosial dan hubungan antar negara.
Sisi ekonomi terlihat memberikan dampak yang begitu besar dalam tergerusnya nilai moral seseorang. Semakin rendahnya penghasilan sementara kebutuhan semakin meningkat memaksa mereka yang berada di kalangan bawah melakukan hal-hal yang terpaksa menjerumuskan diri mereka, dalam sebuah tindakan kriminalitas. Anak membunuh karena tidak diberikan uang, suami menceraikan istri karena mengomel meminta uang belanja, anak tidak mau belajar bila tidak diberikan uang, banyak pencopet dan pencuri, pengemis jalanan semakin menjamur memenuhi ruas jalan. Uang sebagai penggerak perekonomian adalah sebuah benda berharga yang sangat mempengaruhi karakter dan moral. Mengutip istilah dahulu “Air adalah Sumber Kehidupan”, yang berubah sekarang menjadi “Uang Sumber Kehidupan”.
Tak hanya menimpa rakyat kelas bawah, masyarakat kelas atas pun menjadi korban. Gaya hidup yang semakin meningkat memaksa beberapa kalangan pejabat terpaksa mencuri uang rakyat, para koruptor dibalik tingginya kedudukan mereka. Dengan gaji tidak seberapa, mobil dan rumah mewah menjadi bukti penyitaan Komisi Pemberantas Korupsi di Indonesia.
Seperti tak habisnya membahas penyebab korupsi. Permasalahan moral menyangkut kebangsaan yang seolah sudah berakar. Dan ini yang harus diberantas. Dibersihkan dari pemerintahan saat ini.
Peran pemerintah memberikan pendidikan moral atau lebih dikenal pendidikan karakter saat ini. Melalui pendidikan moral, pemerintah bisa memberikan jalan perbaikan terhadap banyaknya masalah di Indonesia. Penyebab mendasar yakni moral. Penyaringan informasi yang masuk, himbauan dan iklan layanan masyarakat yang mendidik, kurikulum sekolah dan tenaga pengajar yang lebih terlatih dan kompeten menjadi contoh yang bisa dilakukan untuk mengubah pemikiran yang akan menuju perbaikan moral individu, yang menjadi refleksi moral rakyat Indonesia.
Kualitas moral yang baik akan menghasilkan kehidupan terbaik. Kualitas kehidupan terbaik dihasilkan dari kreatifitas dalam aturan moral yang baik. Jadi, diri seperti berlari di alam bebas untuk menemukan tujuan akhir yang telah direncanakan, bukan seperti berlari tanpa arah.
Naskah sebelum edit 
Sudah diterbitkan di penerbitan kampus identitas 

Selasa, 03 Desember 2013

Doc:ist

Pemerintah membagikan kondom gratis di Pekan Kondom Nasional. Setelah UGM, Bus kondom direncanakan akan menyambangi kampus lainnya pula.
Ramai saja pembicaraan mengenai kondom gratis kini. Salah satu postingan kawan di media sosial whatsaap, “bagi gratis kondom sama saja menghalalkan zina, itu haram sekalipun di lokasi prostitusi”. Mengundang komentar dari kawan yang lain memanasi percakapan hari ini, “Saya pikir tepat dengan keputusan Kemenkes untuk membagi kondom, karena seks adalah hal pribadi. Sesuatu yang heterogen jangan dipukul rata dengan sudut pandang homogen dari sisi agama. Maksiat atau tidak itu kan urusan pribadi.” Di media sosial facebook, status seorang teman “Ya allah, anak maba dikasiin kondom itu mau ngapain dia?”, menyusul postingan di twitter, “beri kondom gratis sama aja dengan halalkan seks bebas dong,???”.
Inilah pandangan masyarakat terhadap keputusan Menteri Kesehatan baru ini. Program yang mengundang banyak kecaman. Tak jarang pula, ada yang menyela bahwa keputusan yang tepat. Permasalahan seks bebas atau maksiat itu menjadi urusan pribadi yang menjadi hak setiap orang. Tapi, mari kita simak dulu, apa yang sebenarnya sedang terjadi?
Kementrian Kesehatan bersama Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dan DKT Indonesia memiliki program “Pekan Kondom Nasional”. Temanya adalah “Protect Your Self Protect Your Partner”. Pada tanggal 1 Desember berkenaan dengan hari peringatan AIDS se-dunia, maka Menteri Kesehatan membagikan kondom gratis. Pembagian ini akan berlangsung selama sepekan, hingga 7 Desember.
doc:ist
Mengawali pekan ini pada 1 Desember lalu kondom dibagikan di kampus Universitas Gajah Mada (UGM). Kampus ini menjadi kampus pertama parkirnya Bus berwarna merah mencolok bergambar artis kontroversial Julia Peres. Kita sebut saja “Bus Jupe” ini merupakan media promosi Pekan Kondom Nasional. Pada acara itu dibagikan kondom gratis untuk mencegah penularan HIV/AIDS.  “Kondom bukan barang terlarang, seperti narkotika. Jadi tidak perlu risau,” ujar Nafsiah Mboi, Menteri Kesehatan RI dalam konferensi pers Hari AIDS Sedunia di Jakarta, dikutip dalam portal kotajogja.com.
Menyimak berita dalam website tersebut menyebutkan bahwa agaknya UGM menjadi kampus pertama yang dikunjungi oleh “Bus Jupe”. Sebagian mahasiswa UGM mengaku mendapatkan kondom gratis di depan gerbang masuk kampus. Ada beberapa kampus yang akan menjadi target pembagian kondom gratis, namun belum ada informasi lebih lanjut mengenai kampus mana saja yang akan disambangi. “Pembagian kondom adalah satu upaya untuk mencegah penularan HIV/AIDS, bukan untuk menganjurkan seks bebas”, ujar Nafsiah pada kutipan dalam berita lifestyle.com
Rakyat makin kebakaran jenggot karena program ini ternyata menghabiskan dana pemerintah sebesar 25-30 milyar. Mereka menganggap bahwa membagi-bagi kondom gratis pada “kelompok resiko tinggi penularan AIDS” bisa menyetop AIDS.
Dari data sebelumnya yang sudah dipapaparkan penulis (baca postingan Waspada “Ledakan” AIDS di Indonesia). Bahwa data tahun 2013 menyatakan semakin meningkatnya pengidap HIV di Indonesia dan positif AIDS. Pada periode bulan Januari-Maret 2013 jumlah kasus AIDS yang baru terdeteksi sebanyak 460. Terdeteksi pada kelompok umur 30-39 tahun sebesar 39,1%, 20-29 tahun sebesar 26,1% dan 40-49 tahun sebesar 16,5%. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1.
Lima provinsi yang paling banyak melaporkan kasus AIDS adalah Jawa Tengah (175), Sulawesi Tengah (59), Banten (34), Jawa Barat (33) dan Riau (32). Faktor risiko atau penularan hubungan seksual tidak aman terutama tidak memakai kondom pada heteroseksual sebesar 81,1%, penggunaan jarum suntik berganti-ganti pada penyalahguna narkoba sebesar 7,8%, dari ibu positif HIV ke anak sekira 5% dan LSL/Lelaki Seks Lelaki sekira 2,8%.
Pada periode bulan Januari hingga Maret 2013 dilaporkan tambahan kasus HIV dan AIDS secara nasional yaitu HIV 5.369 dan AIDS 460. Angka ini menambah jumlah kasus HIV/AIDS dari 1 Januari 1987 hingga 31 Maret 2013 menjadi 147.106 yang terdiri atas HIV 103.759 dan AIDS 43.347 dengan 8,288 kematian.
Perbandingan antara laki-laki dan perempuan pada kasus AIDS 2:1. Ini artinya kian banyak laki-laki yang menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS.
Faktor risiko atau cara penularan pada kasus AIDS yang terdeteksi pada Januari-Maret 2013 terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman (tidak memakai kondom) pada heteroseksual yaitu 60 persen lihat tabel III. 

Celakanya, program penanggulangan yang gencar dilakukan biasanya hanya berlangsung di hilir, misalnya saja tes HIV dan penanganan kasus yang terdeteksi, bukan pada penyebab yang menjadi akar masalah kenapa ini bisa terjadi.
Dari data diatas sangat terlihat bahwa terjadinya kasus ini karena hubungan heteroseksual tanpa memakai kondom. Mungkin saja ini yang menjadi evaluasi dari Ibu Menkes untuk kemudian mempelopori gerakan Pekan Kondom Nasional. Ibarat ingin memotong pohon namun dahannya saja yang dipotong, maka akan kemungkinan tumbuh lagi. Karena bukan akarnya yang dibasmi. Inilah yang dievaluasi dari program-program penanggulangan penyakit ini di Indonesia, bahwa prosesnya terlalu banyak berlangsung di hilir.
Akhirnya, pembagian kondom gratis dianggap sebuah cara penanggulangan dari hulu, memberikan kesadaran bagi masyarakat untuk menggunakan kondom untuk mencegah peningkatan kasus HIV/AIDS dari cara penularan yang didata paling tinggi. Semua diberikan, terutama pada faktor umur yang beresiko. Para mahasiswa, pekerja seksual, dan sebagainya.
Cara penanggulangan dari hulu inilah yang dinilai oleh masyarakat tidak tepat. “Logikanya sama seperti ini, anda boleh seks bebas asal pakai kondom”, komentar kawan saya. Masih banyak saja masyarakat yang menganggap kondom mudah sekali bocor, sehingga dipakai atau tidak maka sama saja tidak mencegah penyebaran AIDS.  
Anggapan mengenai kondom inilah tentunya perlu kembali ditinjau. Penelitian laboratorium membuktikan, kondom lateks sangat efektif dalam pencegahan penularan penyakit menular, termasuk HIV. Ini dikarenakan lubang pori-pori pada kondom lateks terlalu kecil untuk dapat dilalui oleh virus itu. Menurut Bondan Widjajanto, Koordinator Pelayanan Medis Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia DKI Jakarta bahwa kondom lateks memiliki pori-pori 5 mikron (0,00002 inci), 10 kali lebih kecil dari sperma. Sedangkan studi laboratorium membuktikan bahwa kondom yang terbuat dari lateks sangat kedap untuk mencegah masuknya HIV, virus penyebab AIDS  (Kompas, 2011).
Bondan mengatakan, peran kondom sebagai alat pencegah HIV sangatlah penting, terutama bagi kalangan yang berisiko seperti kaum waria, pekerja seks, gay, pengguna narkoba, dan mereka yang sudah positif AIDS atau terinfeksi HIV. "Kondom aman. Kebocoran kondom sejauh ini lebih dikarenakan kedaluwarsa dan penyimpanan kurang baik, seperti terkena panas baik oleh matahari maupun karena ditaruh di dompet. Jadi lebih karena human error," kata Bondan di Bandung, Jawa Barat, (Kompas, 2011).
Pemerintah pun seperti menjadi seorang penembak yang kehabisan amunisi untuk menanggulangi penyakit tak bisa diobati ini. Terutama karena pertambahan kasus yang luar biasa. Masyarakat pun seperti orang yang kehilangan akal, Bahaya seks bebas, atau penggunaan jarum suntik yang menjadi penyebab penyakit mengerikan nan mematikan ini laiknya seperti siaran radion rusak di telinga mereka. Masih saja, kasus HIV yang terdeteksi laiknya bom waktu yang akan meledak menjadi AIDS.
Seperti yang dilansir dalam harian kompas.com dari data Komisi Penaggulangan AIDS (KPA) Nasional yang melakukan riset pada remaja usia 24-14 tahun. Remaja itu lebih takut hamil ketimbang terinfeksi HIV. Hingga Juni 2013 menunjukkan ada 1.996 kasus infeksi HIV baru pada usia 15-24 tahun. Sementara jumlah penderita penyakit AIDS sejak 2008 hingga Juni 2013 adalah 28,8 persen penduduk Indonesia pada rentang usia 20-29 tahun.
Menurut dr Ulul Albab dari Persatuan Anggota Muda Obstetri dan Ginekologi (PAOGI), fenomena ini merupakan sinyal pentingnya memberikan edukasi soal penggunaan pengaman saat berhuhungan seksual. Kondom ini tentunya tidak lantas melegalkan seks pranikah pada generasi muda, tetapi bertujuan melindungi diri dan pasangan dari berbagai penyakit mematikan. Hal ini diperkuat survei yang menyatakan, 84 persen remaja di Jakarta memerlukan info seputar HIV dan AIDS (Kompas, 2013).
Pembagian kondom gratis diyakini sebagai sebuah strategi jitu memberantas penyebaran HIV/AIDS. Namun, terlintas sebuah pemikiran menggelitik lagi, “Pemberian gratis kondom. Pertanyaannya kalau sudah dikasih gratis, untuk apa kalau tidak dipakai?” ****

SELAMAT HARI AIDS.  
“Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya”.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS.  Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini menyebabkan melemahnya tubuh  dalam melawan penyakit.
Penyakit ini sudah menjadi momok menakutkan. Selain, belum ada obat yang dinyatakan bisa menyembuhkan para penderita AIDS, ternyata dari beberapa data yang diperoleh, kasus terinfeksi HIV ataupun positif mengidap AIDS semakin meningkat. Data Ditjen PP & PL, Kemenkes, melaporkan kasus kumulatif HIV/AIDS pada periode 1 April 1987 sd 31 Maret 2013 tertanggal 17 Mei 2013. 

Data yang dimuat oleh Syaiful W Harahap dalam tulisannya di kompasiana.com ini secara tertulis ingin memperlihatkan bahwa total ada 147.106 Kasus HIV/AIDS yang tercatat di Indonesia sampai Maret 2013 Statistik AIDS (3/7/2013). Khususnya di daerah Sulawesi Selatan ada sekira 4.583 kasus dengan total terinfeksi HIV sebesar 3.116 orang dan positif AIDS sebesar 1.467 orang.
Dari data pun mengungkap selama tahun 2013, pada periode bulan Januari-Maret 2013 jumlah kasus AIDS yang baru terdeteksi sebanyak 460. Terdeteksi pada kelompok umur 30-39 tahun (39,1%), 20-29 tahun (26,1%) dan 40-49 tahun (16,5%). Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Faktor risiko atau penularan hubungan seksual tidak aman yaitu tidak memakai kondom pada heteroseksual sebanyak 81,1%, penggunaan jarum suntik berganti-ganti pada penyalahguna narkoba sebanyak 7,8%, dari ibu positif HIV ke anak sebanyak 5% dan LSL/Lelaki Seks Lelaki sebanyak 2,8%.
Angka-angka dalam tabel diatas menampakkan dengan jelas peringkat provinsi berdasarkan jumlah kasus AIDS. Tapi, kasus HIV di beberapa provinsi akan menjadi ’ledakan AIDS’ sehingga jumlah kasus AIDS akan bertambah di daerah-daerah itu.
Papua misalnya yang menempati peringkat pertama dengan kasus AIDS terbanyak di Indonesia yakni 7.795. Selain itu, yang terinfeksi virus HIV ada 10.881 kasus. Begitu pula dengan Jawa Timur yang melaporkan 13.599 kasus HIV. Dengan 6.900 kasus AIDS Jatim ada di peringkat kedua.
Kemudian daerah kita sendiri, Sulawesi Selatan berada pada peringkat delapan untuk kasus AIDS sebanyak 1.467. Namun, kota ini memendam kasus HIV 3.116 yang akan menetas menjadi kasus AIDS berikutnya.
Laki-laki yang tertular HIV melalui hubungan seksual dengan PSK menjadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat. Itu karena melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Celakanya, program yang gencar dilakukan selama ini biasanya hanya di hilir, misalnya paling sering adalah tes HIV dan penanganan kasus yang terdeteksi. Bukan pada akar masalah kenapa kasus ini bisa semakin meningkat. Maka, tinggal menunggu waktu saja untukledakan” AIDS. Kasus-kasus HIV di masing-masing provinsi itu ibaratnya itu menyimpan bom waktu, yang kemudian akan meledak pada waktunya dan menambah deretan angka penderita AIDS di Indonesia.

“Selamat Hari AIDS, Jauhi Penyakitnya, Jangan Jauhi Orangnya”

Jumat, 29 November 2013

         Berwisata adalah kegiatan yang begitu menyenangkan. Menikmati pemandangan alam dengan ciri khas objek wisata masing-masing. Setiap orang memiliki alasan sendiri-sendiri untuk berwisata. Ada yang ingin mengeksplorasi, berpartisipasi, memahami atau melarikan diri. Yang pasti mereka membawa bekal uang untuk dibelanjakan. Dalam Tempo mengatakan inilah yang membuat industri pariwisata tumbuh menjadi fenomena sosial dan ekonomi paling heboh di abad ke-20. Industri ini bahkan tumbuh menjadi pilar penting penyangga perekonomian banyak negara. Tanpa industri pariwisata, sebuah negara terkuat dan terkaya di dunia diyakini bisa goyah, karena industri ini terbukti bebas krisis ekonomi. "Dengan Pariwisata Kita Sejahtera".
          Dari data yang dipaparkan Tempo pertumbuhan turis dunia semakin bertambah. Dimulai tahun 1950 ada 25 juta orang, 2005 sebanyak 806 juta, 2011 sebanyak 983 juta orang, 2012 ada sekira 1035 miliar orang, dan 2013 sebanyak 500 juta. Tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi adalah berturut-turut dari pertama hinggga urutan kelima adalah Amerika Serikat, Spanyol, Perancis, Cina, Italia. Kemudian urutan 11 hingga 14 ditempati berturut-turut Thailand, Malaysia, Singapura. Indonesia menempati peringkat ke-34. Dan kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah semakin ramai dikunjungi.
Bagi sebagian orang, melihat matahari terbit di Gunung Bromo atau menyelam di laut Bunaken mulai membosankan. Indonesia menyimpan Seribu tempat rahasia: Surga Indah tak tersentuh nun jauh di pelosok. Inilah 100 nirwana yang menjadi pilihan Tempo. Tempat-tempat yang menjadi rekomendasi ini antara lain tempat di pelosok-pelosok yang belum banyak dikunjungi wisatawan. Sebuah tempat spesial, karena hanya disini informasi surga dunia itu bisa diperoleh, tidak mudah ditemukan di internet atau atas rekomendasi agen perjalanan.
Namun penulis kali ini hanya merangkum lokasi wisata pantai, gunung dan danau, dari 100 Surga Indonesia, yang dirangkum dari Majalah Tempo edisi khusus Traveling “100 Surga Indonesia”. 

Surga Pantai

1.      1. Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah
             Kepulauan Togean cocok jadi Pulau Bulan Madu. Tak terjangkau sinyal, senja pantainya syahdu, lautnya landai dan tenang, aman untuk berenang dan menyelam, dan segitiga terumbu karang yang jadi pusat keberagaman flora dan fauna laut di seluruh dunia.
Pertemuan gunung-gunung bawah laut membuat Togean menyimpan empat jenis karang yang tak terdapat di laut manapun di dunia. Yaitu atol, karang benteng, karang tepi, karang tompok.
Selain Pulau Kadidiri, di Kepulauan Togean terdapat sejumlah resor yang menjadi tempat snorkeling dan menyelam. Diantaranya di Pulau Taipi, Una-Una, Karina, Katupat, Kundurang, dan Malenge. Perlu dua hari mencapainya dari Jakarta dengan tiga model transportasi: udara, darat, dan laut. Meski perjalanannya cukup panjang, biaya berlibur kesana tidak terlalu mahal.

2.     Teluk Kiluan, Lampung.  

      Teluk Kiluan berjarak empat jam perjalanan dari ibu kota Bandar Lampung. Terletak di Kabupaten Tanggamus, Lampung, Sumatera Selatan. 
   Daerah ini terkenal dengan orkestra lumba-lumbanya yang jarang bisa dilihat di tempat lain. Untuk menikmati lumba-lumba setidaknya butuh dua hari satu malam di teluk ini. Itu karena lumba-lumba hanya bisa dinikmati di pagi hari. Lalu, hari kedua bisa dipakai untuk istirahat. 
         Ada juga spot snorkeling yang menawan dengan pantai putih yang pasirnya seperti tepung terigu. 

3. Pulau Sebuku, Kalimantan Selatan.

Pulau ini adalah pulau kecil di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Dalam Kakawin Negarakertagama, Mpu Prapanca menyebutnya “Sawaku”. Pemandangan di pulau begitu asri: asri laut birunya yang teduh bersisian dengan bukit hijau menawan
Perjalanan menuju pulau ini membutuhkan waktu 12 jam. Lewat darat, perjalanan dimulai dari Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, hingga ke pelabuhan Batulicin di Kab.Tanah Bambu. Jaraknya sekitar 270 km dan menghabiskan 4 jam.
Lalu dengan feri dari pelabuhan ke pelabuhan Tanjung Serang, Kota Baru, dan dilanjutkan kembali dengan perahu bermotor menuju Sungai Bali, ibu kota Kecamatan Pulau Sebuku. Setiba di Pulau Sebuku, dengan bantuan kepala desa, kita bisa menginap di rumah penduduk setempat.

4. Pantai Liang, Maluku Tengah. 
      Pantai ini terletak di Desa Liang Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Nama lainnya Pantai Hunimua. Karena pemandangan bawah lautnya yang memikat, PBB menyebut pantai ini sebagai tempat terindah di Indonesia. 
Pasir putih menghampar di pantai sepanjang 1 km dengan lebar 300 meter ini. Ada bulan-bulan khusus saat pantai terasa teduh dan hanya ada sedikit angin, yaitu September-November dan April-Mei. Di bulan lain, pantai Liang cenderung keruh akibat ombak besar.  Banyak angkutan menuju pantai ini yang jaraknya 40 km dari Bandar udara Pattimura. Selain taksi, ada juga bus, dengan jalanan mulus waktu tempuhnya hanya 30 menit.

           5.  Pantai Rawa Buaya, Jawa Barat. 
       Dikenal sebagai Pantai Rancabuaya memiliki kontur berkarang. Terletak di Desa Purbayani, Kecamatan Caringin, Garut, Jawa Barat. 
          Jarak dari Bandung sekitar 167 km dan dapat ditempuh sekitar 6 jam dengan kendaraan roda empat. Di sana terdapat puluhan vila dan penginapan dengan harga bervariasi. Selain itu, tempat makan dan fasilitas kesehatan mudah didapat. 
          Taman nasional ini memiliki kelengkapan alam dan keanekaragaman hayati dan mengagumkan. Ada pantai indah, gunung dan hutan. Di dalamnya terdapat hewan liar seperti macan, banteng, elang, dan rusa. 

Teluk Hijau. Doc:ist
6. Teluk Hijau, Jawa Timur. 
 Masuk di Teluk Hijau di Taman Nasional Meru Betiri, Banyuwangi, Jawa Timur, seperti terperangkap di taman firdaus. Pasir begitu putih dan halus menjadi tempat mendarat yang nyaman untuk air sejernih kristal. Di belakang ombak yang berdebur ke pantai, laut seperti berada dalam kuali zamrud, yang memantulkan warna hijau terang. Sehingga dikatakan teluk ini adalah Zamrud di Timur Jawa. 
Teluk ini begitu tersembunyi sehingga wisatawan yang datang pun masih jarang. 

7.       
    7. Kaimana, di Papua Barat. 

              Dengan teluk-teluk Sepia. Menyelam di Teluk Triton seperti masuk ke surga bawah laut. Dan juga merupakan suaka bagi ikan hiu di musim angin timur yang berombak besar.Lumba-lumba yang bermain dan sesekali meloncat ke atas air menjadi pemandangan saat perjalanan menuju atau keluar dari teluk. 
              Banyak lokasi wisata lain seperti Selat Iris, Pulau Namatote, Pulau Dramai, Pulau Adi, Pulau Nusurumi, Pulau Mauwara, Pulau Semisarom dan Pulau Venue.

8. Tanjung Tinggi, di Bangka Belitung. 
Pantai dengan batu besar, pasir putih dan ombak yang jinak. Bebatuan itu membuat pantai panjang ini seakan-akan ada bilik-bilik kecil yang tercipta sepanjang pantai. Tempo menyebut lokasi wisata ini dengan Bilik-Bilik Laskar Pelangi.
Konon asal batu-batu itu adalah meteor karena memang tidak ada gunung berapi di dekat sana yang diduga memuntahkan bebatuan dari perutnya. Saat malam turun, banyak warung teh tarik di Belitung yang masih tradisional.

      9. Desa Sekaroh, Nusa Tenggara Barat.

    Dulu terkenal dengan nama Pantai Tangsi. Belakangan, namanya berubah menjadi Pantai Pink, merujuk pada warna pasir yang membentang. Pantai ini terletak di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. 
            Pantai bisa dijangkau dalam dua jam dari kota Mataram. Pantai ini merupakan bagian dari pantai Tanjung Ringgit. 
              Tarif penginapan sekitar Rp 1,7 juta per malam. Itu pun baru bisa ditemui dalam jarak 4 km dari pantai. Jadi sebaiknya bawa tenda dan perbekalan kemping. 
 
     
      9. Cubadak, Padang.

Pantai bagi pengunjung yang menikmati kesunyian. Pulau di Samudera Hindia ini berada di teluk sehingga angin laut lepas tak langsung menerpa. Laut yang jernih dan tenang yang dapat dilihat dari atas perahu. Jika bosan, pengunjung bisa juga mendaki gunung terjal berhutan tropis di sekitar situ. 
Atau jika bosan, pengunjung bisa berenang atau menyelam di 16 spot yang tersebar di sekitar penginapan. Tempo memberikan julukan Paradiso Italiano untuk Cubadak.

1    
      10. Pantai Koka, Nusa Tenggara Timur.


Tempo menyebutnya, Tasik di Lingkung Bukit. Berada sekira 45 kilometer dari ibukota kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur. Benar-benar tersembunyi dan sunyi. Cobalah datang pada akhir pekan, hanya Anda, pasir putih, dan air tasik yang bening. 

Surga Pegunungan
 
1.      1. Rinjani via Torean, Nusa Tenggara Barat. 


Pendakian Jalur Suci, julukan tempat ini oleh Tempo. Panorama Gunung Rinjani melalui Torean lebih beragam. Melewati hutan lebat, tebing, lembah, sungai berkelok, air terjun, serta sejumlah titik sumber air panas alami, yaang sebagian mengalir dalam gua. 

2.      2. Inerie, Nusa Tenggara Timur.


 Gunung yang rendah hati, begitu para pendaki menyebut Gunung Inerie, gunung tertinggi di Pulau Flores. Tingginya 2.245 meter di atas permukaan laut. Di Puncak Inerie, dalam mitos masyarakat setempat, berdiamlah dewa-dewa penjaga harmoni Flores. Banyak tumbuhan endemik dapat ditemukan di sekitar daerah ini. 

3.      3. Tambora, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. 


Tingginya sekira 2.851 meter. Dan kira-kira tahun 1815 terjadi letusan dahsyat yang menyebabkan Tambora punya kawah raksasa berdiameter 7 km dengan keliling kawah sepanjang 16 km. Kini, itulah pesona Tambora. Di sekeliling kawah, ada padang pasir yang rimbun dengan bunga khas edelweis. 

4.     4.  Bukit Raya, Kalimantan. 


Adalah gunung tertinggi di Kalimantan, yang terletak di perbatasan Kalimantan Barat dan Tengah. Tingginya 2.278 meter, dengan penuh perjuangan. Halangan hutan yang lebat, dan banyaknya pacet yang jamak ditemui di jalan kadang membuat frustasi para pendaki. 

5.     5.  Binaiya, Maluku. 


Adalah gunung tertinggi di Kepulauan Maluku. Dan menjadi satu dari tujuh puncak gunung tertinggi di Indonesia. Pendakian gunung setinggi 3.027 meter diawali dari pantai alias nol meter di atas permukaan laut. Pendaki pemula tidak dianjurkan ke Binaiya, karena berbahaya. Tempo memberikan julukan Pendakian Dari Titik Nol. 

6.      6. Pegunungan Jayawijaya via Sugapa, Papua. 


Tingginya 4.884 meter berselimut salju dengan Puncak Carstensz. Ada tiga rute yang harus dilewati menuju puncaknya. Jalur Sugapa sangat menantang sekaligus lebih indah. Pendaki harus berjalan kaki tujuh hari kemudian dilanjutkan dengan memanjat tebing batuan granit setinggi 800 meter ke puncak. Menantang, pemanjatan memakan waktu 12-15 jam. 

7.      7. Leuser, Aceh. 




Gunung ini disebut sebagai keajaiban mahalangka. Disini hidup berdampingan 4.000 spesies flora dan fauna langka. Dijuluki “Firdaus Flora dan Fauna”. Dari bunga raksasa Rafflesia arnoldi sampai bunga bangkai Amorphophallus titanium. Di sini juga menjadi habitat lima mamalia besar yakni gajah, harimau, badak, beruang madu, dan orang utan. Tak aneh jika Leuser disandingkan dengan ekosistem Manu di Amazon, Brazil atau Kongo di Zaire, Afrika. 

8.      8. Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan


“Sepotong Kayangan”, menjadi sebutan untuk gunung ini. Pegunungan yang membentang di tiga kabupaten: Enrekang, Palopo, dan Tana Toraja. Puncaknya Rantemario dengan tinggi 3478 m dari atas permukaan laut. Daya tariknya terletak pada kecantikan alam sepanjang pendakian. Di titik yang biasa disebut pos 7, panorama alam terhampar begitu menawan. Sejauh mata memandang, ada rimbun hijau rimba yang bila sore datang diliputi kabut jingga matahari menjelang sirna. 

9.      9. Baturadden Adventure Forest, Jawa Tengah. 


Kawasan yang terbentang di sebelah selatan kaki Gunung Slamet. Di area ini Anda akan disambut dengan pemandangan hutan damar, dan pinus serta aneka vegetasi hutan yang membentang seluas 50 hektar. 

Surga Danau 

1.      1. Danau Matano, Mahalona, dan Towuti Sulawesi Selatan




Tiga danau yang berada di pedalaman Luwu, yang masih alami dan saling terhubung oleh dua sungai. Salah satunnya termasuk yang terluas di Indonesia.
Ada air terjun mata buntu dekat danau Towuti, dan gua tengkorak. 

2.      2. Danau Sentani, Papua. 


Danau Sentani berada di ketinggian 75 meter di atas permukaan laut. Danau yang berada di lereng Pegunungan Cagar Alam Cycloops ini merupakan danau terluas di tanah Papua. Membentang speanjang 30 km antara kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. 

3.      3. Danau Larson, Papua. 


Dari danau ini kita bisa melihat jejeran pegunungan Jayawijaya, yang dikelilingi padang rumput yang cukup luas. Banyak burung belibis yang berenang-berenang sebelum “mengudara” kembali. 

4.      4. Depati Empat, Jambi. 


Danau seluas 217 hektar ini dikelilingi dua bukit: Pandan Tua dan Pandan Bungsu. Danau ini berada dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Kabupaten Merangin, Jambi. Dengan berdiri di tepi danau, kita bisa menikmati keindahan tiga gunung sekaligus dan menikmati tiga danau lain. 

5.      5. Danau Weekuri, Nusa Tenggara Timur


Merupakan danau tersembunyi di antara tebing. Danau ini sebenarnya merupakan laguna, danau yang tercipta dari air laut yang “terperangkap” di daratan. Danau di kawasan Kodi Utara yang terpisah 60 km dari Waitabula ini merupakan primadona objek wisata Sumba Barat Daya.
6.      Danau Gunung Tujuh, Jambi.
Danau berada di ketinggian hampir dua km di atas permukaan laut. Letaknya di jantung Taman Nasional Kerinci Seblat di wilayah Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Danau ini disebut juga danau para dewa. Persis seperti namanya.
Itu lah lokasi pantai, gunung dan danau yang bisa menjadi lokasi wisata kawan-kawan berikutnya. Keberadaannya di pelosok, dan belum ramai pengunjung menjadi satu pertimbangan baik pula. Tak hanya ketiga lokasi itu, masih banyak lokasi lainnya yang bisa anda peroleh versi lengkapnya dalam Majalah Tempo edisi khusus 100 Surga Indonesia. 

Saatnya mencoba tempat-tempat baru.
Design by Al Amin Dawa