Sabtu, 15 Februari 2014

Seorang anak berusia sekitar 7 tahun duduk dilingkupi piring-piring kotor yang lumayan banyak. Sejak tadi saya mendengar, anak kecil itu ingin membantu ibunya membersihkan piring-piring yang habis dipakai makan sekeluarganya.
Anak itu beruntung, ia masih berkesempatan membantu ibunya. Tiba-tiba saja saya teringat dengan bunda. Iri, perasaan yang timbul, berganti rindu pada bunda. Sayang saja, itu yang tidak saya miliki. Apalagi untuk membantu bunda melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga seperti anak itu.
Kala 14 tahun silam. Bunda dengan sigap melaksanakan semuanya. Mencuci, membersihkan , merawat anak-anaknya yang minta ampun nakalnya. Teringat ketika saya masih berada di kelas 2 SD. Waktu itu, saya betul-betul ingin membantu bunda mencuci pakaian, yang biasa dilakukannya subuh-subuh.
Bunda, sosok yang betul-betul tegar. Ia ingin melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti itu sendiri, tanpa mau melibatkan anak-anaknya. “Kamu belajar saja nak,” lisannya ketika saya juga bangun subuh-subuh berniat membantunya. Begitu pula ketika memasak, ataupun membersihkan rumah. 

Bahkan ketika masa-masa lebaran tiba. Biasanya saya sering melihat teman-teman seusia kami kala itu membantu ibunya membuat kue, tapi saya dan adeku tidak. Sepulang sekolah, mendekati hari lebaran, kue kering khas itu sudah tersedia dalam jumlah banyak. Subhanallah, bunda melakukannya sendiri. Kami hanya perlu duduk dan menghabiskan semua kue buatannya yang enak itu.
Kalau soal rasa, bunda yang berasal dari suku Makassar dan besar di sini juga betul-betul tahu bagaimana membuat makanan yang enak. Namun, belum lagi sampai lebaran, kue sudah habis. Dan sepulang sekolah besoknya, kue sudah dibuat dan siap dihabiskan lagi. Betul-betul. Saya geleng-geleng kepala dan menoleh pada adeku, “ dek, ini ibu ndak mau dibantu. Mungkin tadi menyulap sampai ada kue sebanyak ini,”. Adikku pun hanya mengangguk-angguk.
Akhirnya, ketika kecil pun waktu saya untuk belajar betul-betul banyak. Belajar dan belajar setiap waktu. Itu yang beliau tanamkan semasa kecil di waktu berharga bisa bersamanya.
Bunda, oh bunda. Akhirnya sampai sekarang saya tidak tau bagaimana rasanya jika membantumu mencuci, membantumu membersihkan rumah atau membantumu membuat kue lebaran dan juga membantumu memasak. Saya ingin memiliki waktu itu kembali, dan melakukannya bersamamu. Seperti yang dilakukan anak itu dengan ibunya. Namun sayang, memang “waktumu yang tak banyak bersama kami”.

Pray for Bunda.

2 komentar:

  1. ▷ Casino Site review | Live Dealer Games, Live Dealers
    Casino Review With more than a decade in our Casinos Online casino, we are thrilled luckyclub.live to see our players join us as well.

    BalasHapus

Design by Al Amin Dawa