Seorang anak
berusia sekitar 7 tahun duduk dilingkupi piring-piring kotor yang lumayan
banyak. Sejak tadi saya mendengar, anak kecil itu ingin membantu ibunya membersihkan
piring-piring yang habis dipakai makan sekeluarganya.
Anak itu
beruntung, ia masih berkesempatan membantu ibunya. Tiba-tiba saja saya teringat
dengan bunda. Iri, perasaan yang timbul, berganti rindu pada bunda. Sayang saja,
itu yang tidak saya miliki. Apalagi untuk membantu bunda melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga seperti anak itu.
Kala 14 tahun
silam. Bunda dengan sigap melaksanakan semuanya. Mencuci, membersihkan ,
merawat anak-anaknya yang minta ampun nakalnya. Teringat ketika saya masih
berada di kelas 2 SD. Waktu itu, saya betul-betul ingin membantu bunda mencuci
pakaian, yang biasa dilakukannya subuh-subuh.
Bunda, sosok
yang betul-betul tegar. Ia ingin melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti
itu sendiri, tanpa mau melibatkan anak-anaknya. “Kamu belajar saja nak,”
lisannya ketika saya juga bangun subuh-subuh berniat membantunya. Begitu pula
ketika memasak, ataupun membersihkan rumah.
Bahkan ketika
masa-masa lebaran tiba. Biasanya saya sering melihat teman-teman seusia kami
kala itu membantu ibunya membuat kue, tapi saya dan adeku tidak. Sepulang
sekolah, mendekati hari lebaran, kue kering khas itu sudah tersedia dalam jumlah
banyak. Subhanallah, bunda melakukannya sendiri. Kami hanya perlu duduk dan
menghabiskan semua kue buatannya yang enak itu.
Kalau soal rasa,
bunda yang berasal dari suku Makassar dan besar di sini juga betul-betul tahu
bagaimana membuat makanan yang enak. Namun, belum lagi sampai lebaran, kue
sudah habis. Dan sepulang sekolah besoknya, kue sudah dibuat dan siap dihabiskan
lagi. Betul-betul. Saya geleng-geleng kepala dan menoleh pada adeku, “ dek, ini
ibu ndak mau dibantu. Mungkin tadi menyulap sampai ada kue sebanyak ini,”.
Adikku pun hanya mengangguk-angguk.
Akhirnya, ketika
kecil pun waktu saya untuk belajar betul-betul banyak. Belajar dan belajar
setiap waktu. Itu yang beliau tanamkan semasa kecil di waktu berharga bisa
bersamanya.
Bunda, oh bunda.
Akhirnya sampai sekarang saya tidak tau bagaimana rasanya jika membantumu
mencuci, membantumu membersihkan rumah atau membantumu membuat kue lebaran dan
juga membantumu memasak. Saya ingin memiliki waktu itu kembali, dan
melakukannya bersamamu. Seperti yang dilakukan anak itu dengan ibunya. Namun sayang,
memang “waktumu yang tak banyak bersama kami”.
Pray for Bunda.
Yaa.., jadi sedih nih....
BalasHapus▷ Casino Site review | Live Dealer Games, Live Dealers
BalasHapusCasino Review With more than a decade in our Casinos Online casino, we are thrilled luckyclub.live to see our players join us as well.