Sumber: ist. |
Kutipan
peristiwa menyanyat hati diatas menunjukkan kondisi moralitas masyarakat
Indonesia yang sudah sangat tergerus. Modernisasi, globalisasi yang pesat
mempengaruhi kecepatan akses informasi. Sifat informasi yang diperoleh dan
diterima inilah yang menentukan karakter masyarakat Indonesia.
Moralitas, yang
dimiliki manusia menjadikannya pembeda dari makhluk dunia lainnya. Binatang,
tumbuhan dan manusia dinilai keberadaan dan nilai mulianya dari moralitas yang
dimiliki.
Moral
( Bahasa Latin Moralitas),
dalam wikipedia, 2013 adalah istilah manusia menyebut orang
lain dalam tindakan bernilai positif. Moral adalah perbuatan, tingkah laku, ucapan
seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Penilaian terhadap moral diukur
dari budaya setempat. Bila yang dilakukan seseorang sesuai dengan nilai yang berlaku
di masyarakat dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan, maka dinilai
memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Manusia yang tidak memiliki
moral disebut amoral, artinya ia tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lain. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar
moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah
terbangun sejak lama.
Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa moral manusia tidak
bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena
banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang
sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan
manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Defenisi moral menurut Djajendra
(2012) adalah aturan yang bersumber dari hati nurani untuk membimbing perilaku
dan cara berpikir. Meningkatkan kualitas moral dimulai dari kesadaran untuk
menanamkan nilai-nilai positif ke dalam diri. Ketika dalam hati nurani terisi
nilai-nilai negatif yang tidak mampu membedakan antara benar dan salah, maka
diri akan menjadi pencipta bencana, yang setiap saat dapat memutarbalikkan
benar menjadi salah atau salah menjadi benar.
Djajendra dalam kompasiana.com
tahun 2012 menyatakan hati nurani adalah penghasil moral, dan saat hati nurani
diisi dengan hal-hal yang bernilai positif, maka bisa menghasilkan kualitas
moral yang cerdas untuk memutuskan apa yang baik, apa yang buruk, apa yang
benar, apa yang tidak benar, apa yang adil, apa yang tidak adil, apa yang
manusiawi, dan apa yang tidak manusiawi. Pada akhirnya, kualitas moral yang
baik akan memiliki empati dan toleransi dalam melayani kehidupan yang beragam.
Potret ini juga
merupakan sebuah hubungan kausal. Sebuah dampak hubungan sebab akibat dari
proses pemerintahan saat ini. Ekonomi, sosial dan hubungan antar negara.
Sisi ekonomi
terlihat memberikan dampak yang begitu besar dalam tergerusnya nilai moral
seseorang. Semakin rendahnya penghasilan sementara kebutuhan semakin meningkat
memaksa mereka yang berada di kalangan bawah melakukan hal-hal yang terpaksa
menjerumuskan diri mereka, dalam sebuah tindakan kriminalitas. Anak membunuh
karena tidak diberikan uang, suami menceraikan istri karena mengomel meminta
uang belanja, anak tidak mau belajar bila tidak diberikan uang, banyak pencopet
dan pencuri, pengemis jalanan semakin menjamur memenuhi ruas jalan. Uang
sebagai penggerak perekonomian adalah sebuah benda berharga yang sangat
mempengaruhi karakter dan moral. Mengutip istilah dahulu “Air adalah Sumber
Kehidupan”, yang berubah sekarang menjadi “Uang Sumber Kehidupan”.
Tak hanya
menimpa rakyat kelas bawah, masyarakat kelas atas pun menjadi korban. Gaya
hidup yang semakin meningkat memaksa beberapa kalangan pejabat terpaksa mencuri
uang rakyat, para koruptor dibalik tingginya kedudukan mereka. Dengan gaji
tidak seberapa, mobil dan rumah mewah menjadi bukti penyitaan Komisi
Pemberantas Korupsi di Indonesia.
Seperti tak
habisnya membahas penyebab korupsi. Permasalahan moral menyangkut kebangsaan
yang seolah sudah berakar. Dan ini yang harus diberantas. Dibersihkan dari
pemerintahan saat ini.
Peran pemerintah
memberikan pendidikan moral atau lebih dikenal pendidikan karakter saat ini.
Melalui pendidikan moral, pemerintah bisa memberikan jalan perbaikan terhadap
banyaknya masalah di Indonesia. Penyebab mendasar yakni moral. Penyaringan
informasi yang masuk, himbauan dan iklan layanan masyarakat yang mendidik,
kurikulum sekolah dan tenaga pengajar yang lebih terlatih dan kompeten menjadi
contoh yang bisa dilakukan untuk mengubah pemikiran yang akan menuju perbaikan
moral individu, yang menjadi refleksi moral rakyat Indonesia.
Kualitas moral
yang baik akan menghasilkan kehidupan terbaik. Kualitas kehidupan terbaik
dihasilkan dari kreatifitas dalam aturan moral yang baik. Jadi, diri seperti
berlari di alam bebas untuk menemukan tujuan akhir yang telah direncanakan,
bukan seperti berlari tanpa arah.
Naskah sebelum edit
Sudah diterbitkan di penerbitan kampus identitas
0 komentar:
Posting Komentar