Senin, 30 Desember 2013

Sumber: ist.
Terlihat potret seorang ibu sedang memeluk anaknya dalam foto yang disebarkan melalui media sosial facebook baru-baru ini. Bersimbah darah, sang ibu dan anak tewas tak berdaya, kabar ia dibunuh. Alasannya, permintaan sejumlah uang oleh tersangka yang anak sendiri, sedang dalam kondisi tidak sadar setelah menonsumsi narkotika tak dikabulkan oleh sang ibu. Di media twitter, tersebar twit salah seorang pengguna “Siswa SMK Hamil oleh Ayah Kandung”, postingan pengguna lain “Anas Urbaningrum menjadi Tersangka Korupsi”. Media sosial, menurut saya cukup memberikan gambaran kehidupan masyarakat Indonesia kini. Kemudian, benak dan batin ini menangis, mempertanyakan hal mendasar dari manusia, moral.
Kutipan peristiwa menyanyat hati diatas menunjukkan kondisi moralitas masyarakat Indonesia yang sudah sangat tergerus. Modernisasi, globalisasi yang pesat mempengaruhi kecepatan akses informasi. Sifat informasi yang diperoleh dan diterima inilah yang menentukan karakter masyarakat Indonesia.
Moralitas, yang dimiliki manusia menjadikannya pembeda dari makhluk dunia lainnya. Binatang, tumbuhan dan manusia dinilai keberadaan dan nilai mulianya dari moralitas yang dimiliki.
Moral ( Bahasa Latin Moralitas), dalam wikipedia, 2013 adalah istilah manusia menyebut orang lain dalam tindakan bernilai positif. Moral adalah perbuatan, tingkah laku, ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Penilaian terhadap moral diukur dari budaya setempat. Bila yang dilakukan seseorang sesuai dengan nilai yang berlaku di masyarakat dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan, maka dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral, artinya ia tidak memiliki nilai positif di mata manusia lain. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.  
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Defenisi moral menurut Djajendra (2012) adalah aturan yang bersumber dari hati nurani untuk membimbing perilaku dan cara berpikir. Meningkatkan kualitas moral dimulai dari kesadaran untuk menanamkan nilai-nilai positif ke dalam diri. Ketika dalam hati nurani terisi nilai-nilai negatif yang tidak mampu membedakan antara benar dan salah, maka diri akan menjadi pencipta bencana, yang setiap saat dapat memutarbalikkan benar menjadi salah atau salah menjadi benar.
Djajendra dalam kompasiana.com tahun 2012 menyatakan hati nurani adalah penghasil moral, dan saat hati nurani diisi dengan hal-hal yang bernilai positif, maka bisa menghasilkan kualitas moral yang cerdas untuk memutuskan apa yang baik, apa yang buruk, apa yang benar, apa yang tidak benar, apa yang adil, apa yang tidak adil, apa yang manusiawi, dan apa yang tidak manusiawi. Pada akhirnya, kualitas moral yang baik akan memiliki empati dan toleransi dalam melayani kehidupan yang beragam.
Potret ini juga merupakan sebuah hubungan kausal. Sebuah dampak hubungan sebab akibat dari proses pemerintahan saat ini. Ekonomi, sosial dan hubungan antar negara.
Sisi ekonomi terlihat memberikan dampak yang begitu besar dalam tergerusnya nilai moral seseorang. Semakin rendahnya penghasilan sementara kebutuhan semakin meningkat memaksa mereka yang berada di kalangan bawah melakukan hal-hal yang terpaksa menjerumuskan diri mereka, dalam sebuah tindakan kriminalitas. Anak membunuh karena tidak diberikan uang, suami menceraikan istri karena mengomel meminta uang belanja, anak tidak mau belajar bila tidak diberikan uang, banyak pencopet dan pencuri, pengemis jalanan semakin menjamur memenuhi ruas jalan. Uang sebagai penggerak perekonomian adalah sebuah benda berharga yang sangat mempengaruhi karakter dan moral. Mengutip istilah dahulu “Air adalah Sumber Kehidupan”, yang berubah sekarang menjadi “Uang Sumber Kehidupan”.
Tak hanya menimpa rakyat kelas bawah, masyarakat kelas atas pun menjadi korban. Gaya hidup yang semakin meningkat memaksa beberapa kalangan pejabat terpaksa mencuri uang rakyat, para koruptor dibalik tingginya kedudukan mereka. Dengan gaji tidak seberapa, mobil dan rumah mewah menjadi bukti penyitaan Komisi Pemberantas Korupsi di Indonesia.
Seperti tak habisnya membahas penyebab korupsi. Permasalahan moral menyangkut kebangsaan yang seolah sudah berakar. Dan ini yang harus diberantas. Dibersihkan dari pemerintahan saat ini.
Peran pemerintah memberikan pendidikan moral atau lebih dikenal pendidikan karakter saat ini. Melalui pendidikan moral, pemerintah bisa memberikan jalan perbaikan terhadap banyaknya masalah di Indonesia. Penyebab mendasar yakni moral. Penyaringan informasi yang masuk, himbauan dan iklan layanan masyarakat yang mendidik, kurikulum sekolah dan tenaga pengajar yang lebih terlatih dan kompeten menjadi contoh yang bisa dilakukan untuk mengubah pemikiran yang akan menuju perbaikan moral individu, yang menjadi refleksi moral rakyat Indonesia.
Kualitas moral yang baik akan menghasilkan kehidupan terbaik. Kualitas kehidupan terbaik dihasilkan dari kreatifitas dalam aturan moral yang baik. Jadi, diri seperti berlari di alam bebas untuk menemukan tujuan akhir yang telah direncanakan, bukan seperti berlari tanpa arah.
Naskah sebelum edit 
Sudah diterbitkan di penerbitan kampus identitas 

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Al Amin Dawa