Sabtu, 15 Februari 2014

Rumah Pengasingan Soekarno


“Rumahnya sangat asri,” kagum salah satu kawan ketika mengunjungi rumah pengasingan Bung Besar Indonesia. Heroik, kesan pertama menginjakkan halaman rumah Soekarno. Sembari menahan rasa itu, saya mengelilingi rumah yang ukurannya tak seberapa ini. 
Jalan Masuk Rumah


Yah, saya berkesempatan berada di Bengkulu kali ini. Menjadi perwakilan dari Pk.identitas Universitas Hasanuddin untuk menerima penghargaan yang diberikan oleh SPS kepada identitas. Inipun dihadiri oleh kawan-kawan Lembaga Pers Mahasiswa se-Indonesia yang diundang juga menerima penghargaan yaang serupa.
Mumpung berada di kota yang dikenal dengan sebutan Bumi Raflesia ini, kami pun mencarter pete-pete mengelilingi lokasi wisata kota Bengkulu. Rumah Soekarno menjadi target utama. Di rumah ini, mejadi bukti bagian sejarah Soekarno dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Ia diasingkan ke daerah ini kala itu. Disinilah ia juga bertemu dengan ibu Fatmawati. 
Foto bersama lukisan Ibu Fatmawati

Lukisan Ibu Fatmawati

Dalam rumah ini, semuanya disusun dalam posisi yang sama. Letak kursi, buku-buku-lemari makan, tempat tidur semuanya sama. Juga foto-foto Soekarno masih terpampang baik di rumah ini. Hanya ada beberapa renovasi untuk menjaga sisa sejarah ini, yang cukup menarik banyak wisatawan di Bengkulu. 
Buku-buku Soekarno di ruang Kerja

Kursi Tamu

Tempat Tidur

Sepeda Soekarno



Ruang tamu Soekarno

Setelah itu, kami juga singgah untuk berbelanja. Melihat oleh-oleh khas kota ini. Sayang sekali, oleh-olehnya lumayan mahal, bila dibandingkan dan cukup merogoh isi saku kami. Haha, namun apa daya, kami baru kesini dan perlu ada oleh-oleh yang menjadi tanda. 
Gelang Khas Bengkulu

Benteng Marlborough
Rute berlanjut ke Benteng Marlborough, tidak banyak cerita yang bisa saya dapatkan kala itu. Kota ini lumayan panas dan lumayan sepi. Benteng juga penuh dengan peserta Hari Pers Nasional dan kami juga cukup bosan dengan acara kala itu. 
Akhirnya, menghilangkan kepenatan, sopir pete-pete kembali membawa kami melihat Pantai panjang Bengkulu, satu pantai terkenal di kota ini. Disebut Pantai panjang karena panjangnya sejauh 2 km. Sopir menghentikan pete-pete tepat di Pantai Pasir Putih. Bagi saya, pasir pantai yang putih terlampau sering kulihat, hanya yang menjadi pembeda adalah anginnya yang begitu kencang. Ampun kencangnya, saya hampir saja berterbangan juga, -lho-. Juga menikmati penganan khas tepi pantai Bengkulu membuat bobot badanku menjadi sedikit berat. Menikmati Buah Kelapa di balai-balai yang disediakan menjadi pilihan tak boleh terlewatkan. Syahdu----haha. 
Gorengan Tepi Pantai

Menikmati Suasana Pantai

Bengkulu masih sepi, jauh dari keramaian kota besar yang biasanya macet. Pete-pete hanya bisa dijumpai siang hari, dan malam hari warga biasanya menggunakan angkutan pribadi atau ojek. Akhirnya, kami harus kembali. Beberapa kawan sudah harus ke bandara untuk segera pulang ke kota masing-masing.. Kami meninggalkan kota ini dengan harapan Bengkulu bisa semaju kota lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Al Amin Dawa