|
Rumah Pengasingan Soekarno |
“Rumahnya
sangat asri,” kagum salah satu kawan ketika mengunjungi rumah pengasingan Bung
Besar Indonesia. Heroik, kesan pertama menginjakkan halaman rumah Soekarno.
Sembari menahan rasa itu, saya mengelilingi rumah yang ukurannya tak seberapa
ini.
|
Jalan Masuk Rumah |
Yah,
saya berkesempatan berada di Bengkulu kali ini. Menjadi perwakilan dari
Pk.identitas Universitas Hasanuddin untuk menerima penghargaan yang diberikan
oleh SPS kepada identitas. Inipun dihadiri oleh kawan-kawan Lembaga Pers
Mahasiswa se-Indonesia yang diundang juga menerima penghargaan yaang serupa.
Mumpung
berada di kota yang dikenal dengan sebutan Bumi Raflesia ini, kami pun mencarter
pete-pete mengelilingi lokasi wisata kota Bengkulu. Rumah Soekarno menjadi
target utama. Di rumah ini, mejadi bukti bagian sejarah Soekarno dalam
memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Ia diasingkan ke daerah ini kala itu.
Disinilah ia juga bertemu dengan ibu Fatmawati.
|
Foto bersama lukisan Ibu Fatmawati |
|
Lukisan Ibu Fatmawati |
Dalam
rumah ini, semuanya disusun dalam posisi yang sama. Letak kursi,
buku-buku-lemari makan, tempat tidur semuanya sama. Juga foto-foto Soekarno
masih terpampang baik di rumah ini. Hanya ada beberapa renovasi untuk menjaga
sisa sejarah ini, yang cukup menarik banyak wisatawan di Bengkulu.
|
Buku-buku Soekarno di ruang Kerja |
|
Kursi Tamu |
|
Tempat Tidur |
|
Sepeda Soekarno |
|
Ruang tamu Soekarno |
Setelah
itu, kami juga singgah untuk berbelanja. Melihat oleh-oleh khas kota ini.
Sayang sekali, oleh-olehnya lumayan mahal, bila dibandingkan dan cukup merogoh
isi saku kami. Haha, namun apa daya, kami baru kesini dan perlu ada oleh-oleh
yang menjadi tanda.
|
Gelang Khas Bengkulu |
|
Benteng Marlborough |
Rute
berlanjut ke Benteng Marlborough, tidak banyak cerita yang bisa saya dapatkan
kala itu. Kota ini lumayan panas dan lumayan sepi. Benteng juga penuh dengan
peserta Hari Pers Nasional dan kami juga cukup bosan dengan acara kala itu.
Akhirnya,
menghilangkan kepenatan, sopir pete-pete kembali membawa kami melihat Pantai
panjang Bengkulu, satu pantai terkenal di kota ini. Disebut Pantai panjang
karena panjangnya sejauh 2 km. Sopir menghentikan pete-pete tepat di Pantai Pasir
Putih. Bagi saya, pasir pantai yang putih terlampau sering kulihat, hanya yang
menjadi pembeda adalah anginnya yang begitu kencang. Ampun kencangnya, saya
hampir saja berterbangan juga, -lho-. Juga menikmati penganan khas tepi pantai
Bengkulu membuat bobot badanku menjadi sedikit berat. Menikmati Buah Kelapa di
balai-balai yang disediakan menjadi pilihan tak boleh terlewatkan.
Syahdu----haha.
|
Gorengan Tepi Pantai |
|
Menikmati Suasana Pantai |
Bengkulu masih sepi,
jauh dari keramaian kota besar yang biasanya macet. Pete-pete hanya bisa
dijumpai siang hari, dan malam hari warga biasanya menggunakan angkutan pribadi
atau ojek. Akhirnya, kami harus kembali. Beberapa kawan sudah harus ke bandara
untuk segera pulang ke kota masing-masing.. Kami meninggalkan kota ini dengan
harapan Bengkulu bisa semaju kota lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar